Surat Gembala Prapaska 2014 Keuskupan Agung Semarang
Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, 22 Februari 2014,
pada Pesta Tahta Santo Petrus, Rasul
† Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang
“Allah Peduli dan Kita Menjadi Perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani”
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Tidak
lama lagi kita akan memasuki masa Prapaskah, masa penuh rahmat yang
setiap tahun kita jalani. Masa Prapaskah menjadi penuh rahmat karena
kita mengalami bahwa Allah sungguh baik kepada kita dan memberi
kesempatan untuk membangun pertobatan terus menerus.
Ada
kisah-kisah kehidupan yang menampakkan solidaritas dan belarasa yang
nyata dari situasi banjir ataupun bencana yang terjadi pada hari-hari
ini. Namun yang lebih keras terdengar adalah situasikehidupan harianyang
diwarnai dengan korupsi, aneka bentuk keserakahan, egoisme, dan orang
mengejar segala kepentingan diri dengan pelbagai cara. Akibatnya orang
tidak lagi peduli dengan kesengsaraan banyak orang. Orang hidup untuk
dirinya sendiri. Orang menjadi mudah cemas, kuatir, terutama terhadap
pemenuhan kebutuhan jasmani. Kekuatiran itu membuat orang tidak mudah
bersyukur atas apa yang diterimanya, juga tidak mudah untuk mengambil
penderitaan orang lain sebagai tanggung jawabnya.
Dalam dunia yang semacam itu, sabda Tuhan memberi peneguhan dan pengharapan.
Kasih Allah akan mengatasi segala kekuatiran kita. ”Karena itu Aku
berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak
kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa
yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada
makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” (Mat 6:25). Kasih
Tuhan melebihi kasih seorang ibu “Dapatkah seorang perempuan melupakan
bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun
dia melupakannya,Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes 49:15).
Kasih-Nya memberi pengharapan pada semua orang dalam perjuangan
hidupnya. Ia akan menerangi dalam setiap langkah hidup kita, terutama
saat hidup ada dalam kegelapan (bdk. 1Kor 4:5).
Saudari-saudara terkasih,
Belum lama ini Paus Fransiskus mengeluarkan surat apostolik “Evangelii Gaudium”.
Dalam suratnya itu, Paus meneguhkan iman kita semua bahwa Allah sungguh
mencintai semua orang. Melalui Yesus Kristus, Ia menyelamatkan kita
bukan janya orang perorangan, tetapi dalam relasi sosial dengan semua
orang (Evangelii Gaudium art. 178). Ia berharap agar iman akan
Allah yang begitu mengasihi dibangun terus menerus, sehingga kita bisa
bersyukur dalam keadaan apapun dan tidak mudah kuatir; kita bisa terus
tergerak untuk membantu orang lain, meringankan beban mereka yang
menderita dan mau berkorban tanpa pamrih, walaupun kita hidup di dalam
masyarakat yang banyak egois, mengejar kepentingan diri. Semua itu
karena kita tidak berpusat pada diri sendiri, tetapi pada Allah yang
dengan cara-Nya akan mencukupi segala kebutuhan dan keselamatan kita.
Saudari-saudara terkasih,
Untuk mengembangkan iman yang demikian, Keuskupan Agung Semarang menjadikan tahun 2014 sebagai Tahun Formatio Iman. Formatio Iman adalah
pembinaan atau pendampingan iman yang terus menerus kepada semua orang
beriman dalam setiap jenjang usia, mulai dari usia dini sampai usia
lanjut. Pembinaan itu melibatkan keluarga, sekolah maupun paroki.
Harapannya, melalui pendampingan iman yang terus menerus, kita semua
bisa menjadi orang-orang katolik yang beriman cerdas, tangguh dan
misioner.
Cerdas karena kita mampu memahami dan mempertanggung-jawabkan imannya. Tangguh
karena kita tetap bisa bertahan dan berkembang dalam iman walaupun ada
dalam pergulatan hidup yang berat dan tantangan iman yang semakin
kompleks. Dan misioner karena iman mengajak kita bergerak keluar untuk menghadirkan Kerajaan Allah di tengah Gereja dan masyarakat.
Iman yang cerdas, tangguh dan misioner itu terumuskan secara jelas dalam tema APP 2014, ”Berikanlah Hatimu untuk Mencintai dan Ulurkanlah Tanganmu untuk Melayani”. Tema
itu tidak hanya menyapa sisi manusiawi kita, tetapi juga menyapa iman
kita. Pengalaman akan Allah yang mengasihi, meneguhkan dan mengorbankan
diri-Nya membuat kita juga mampu mencintai sesama dan mengulurkan
tangan-tangan kita untuk melayani orang lain, terutama yang kecil,
lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Keprihatinan sosial yang ada
sekarang ini menjadi kesempatan kita untuk memberikan kesaksian iman.
Saudari-saudara yang terkasih,
Kita menjadikan masa Prapaskah menjadi masa untuk formatio iman, yakni masa untuk mengolah iman secara terus menerus sampai akhirnya kita merasakan bahwa:
- Iman adalah rahmat yang membawa hidup penuh berkat;
- Iman adalah keyakinan bahwa Allah berkarya dalam hidup kita;
- Iman adalah penyerahan yang membuat kita tidak kuatir dalam segala hal.
- Iman adalah kesadaran bahwa hidup ini semakin berarti saat hati bisa mencintai dan tangan bisa melayani.
Maka formatio iman tidak bisa dilepaskan dengan pertobatan dan pembaruan.
Pertobatan
adalah kesediaan diri untuk mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah,
sehingga kita tidak kuatir karena Allah bersama kita dan mencukupkan
segala kebutuhan kita. Pertobatan juga merupakan penyangkalan diri untuk
mewujudkan kasih dalam kehidupan bersama. Pertobatan itu kita bangun
melalui puasa, pengakuan dosa dan amal kasih.
Puasa
menjadi bentuk pengendalian diri dan penyangkalan diri; pengakuan dosa
menjadi bentuk kerendahan hati bahwa kita masih lemah dan membutuhkan
pengampunan dan pertolongan Tuhan. Amal kasih menjadi tindakan nyata
bahwa kita bisa ambil bagian dalam kasih dan kepedulian Allah untuk umat
manusia. Dengan demikian, pertobatan membawa pembaruan relasi kita
dengan Allah dan sesama.
Saudari-saudara yang terkasih,
Secara
tulus saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu, bapak,
saudari-saudara, anak-anak, remaja, orang muda, para Romo, Bruder,
Suster, Frater yang dengan berbagai macam cara terlibat dalam formatio
iman, mengembangkan pelayanan kasih, tiada henti mewujudkan
persaudaraan sejati di antara sesama pemeluk agama dan pelayanan lain di
Keuskupan Agung Semarang. Saya yakin bahwa usaha dan niat-niat baik
Anda akan berbuah bagi terwujudnya tatanan kehidupan yang semakin
beriman, bersaudara dan manusiawi.
Secara khusus saya
berdoa bagi Anda yang sedang sakit, menanggung beban-beban kehidupan
yang berat, berada di Lembaga Pemasyarakatan, menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba, difabel atau berkebutuhan khusus serta yang
lanjut usia; semoga Tuhan yang Mahakasih memberikan keteguhan iman
kepada Anda semua dan diantara umat dapat saling menghibur-meneguhkan.
Tuhan yang Mahamurah senantiasa melimpahkan berkat bagi keluarga dan
komunitas Anda.
Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, 22 Februari 2014,
pada Pesta Tahta Santo Petrus, Rasul
† Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang