“Iman disertai perbuatan kasih semakin hidup”
Saudara-saudariku yang terkasih
Pada tahun 2015
ini peziarahan iman Umat Allah KAS berada pada tahun terakhir Arah Dasar KAS
2011-2015. Tahun-tahun berikutnya Ardas KAS lima tahunan kita buat dalam
kerangka Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang dua puluh tahun ke depan menuju
Jubileum ter-agung tahun 2033 untuk merayakan dua ribu tahun penebusan oleh
Yesus Kristus. Kita bersyukur karena dengan Arah Dasar lima tahunan, umat
semakin terinspirasi, termotivasi dalam menghayati imannya dengan penuh gairah
dan mewujudkannya dengan tulus hati. Melalui pengungkapan dan perwujudan iman,
seluruh umat menampakkan jatidirinya sebagai pengikut-pengikut Yesus Kristus
yang setia. Kita bersyukur atas penghayatan iman umat yang semakin mendalam dan
tangguh. Kita bersyukur atas keterlibatan umat dalam hidup bermasyarakat. Kita
bersyukur atas keterlibatan dan solidaritas umat kepada sanak saudara yang
kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Kita bersyukur pula karena dengan
berbagai macam cara, banyak umat dan kaum religius (bruder, suster dan frater)
terlibat dalam pelestarian keutuhan ciptaan dan mengupayakan rajutan
persaudaraan sejati lintas iman dalam hidup sehari-hari. Maka sudah
sepantasnya, tahun ini kita jadikan sebagai tahun syukur, evaluasi dan refleksi
atas pelaksanaan Arah Dasar 2011-2015.
Saudara-saudariku yang terkasih
Yesus Kristus, Tuhan kita telah memberikan
teladan indah kepada kita. Dia telah mengembalikan keutuhan martabat manusia.
Yesus memperjuangkan dan mengajak kita juga untuk mewujudkan martabat
kemanusiaan. Apapun keadaannya, setiap orang adalah sesama kita yang harus
dihargai hak dan martabatnya, meski melalui tindakan yang kecil dan sederhana
sekalipun. Dengan tindakan-tindakan seperti itulah, menurut Rasul Yakobus, iman
menjadi semakin hidup. Sebaliknya iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah
mati (bdk.Yak 2:17).
Tema APP 2015
adalah “Iman disertai perbuatan kasih menjadi semakin hidup.” Tema ini tidak
lepas dari upaya kita untuk mengembangkan formatio iman, dimana kita diajak
untuk menghayati iman secara lebih mendalam dan mewujudkannya secara nyata
dalam perbuatan kasih dengan sesama terutama yang kecil, lemah, miskin,
tersingkir dan difabel. Dengan cara itu saya berharap Gereja KAS yang disebut
sebagai “Gereja Papa Miskin” terus menerus secara kreatif mencari dan menemukan
tindakan nyata yang berpihak pada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir
dan difabel. Ibu Theresa dari Kalkuta yang sudah digelari kudus, memberikan
kata-kata mutiara sangat indah yang mengingatkan kita agar Gereja tetap
menampakkan wajah sosialnya kepada orang-orang miskin,”setiap perbuatan kasih
betapapun kecilnya adalah karya damai”.
Saudara-saudariku yang terkasih
Tindakan nyata
sebagai Gereja Papa Miskin dapat kita upayakan dalam berbagai bentuk perhatian
dan perwujudan konkret, diantaranya: Pertama perhatian pada yang miskin akan
menjadi prioritas pelayanan di KAS baik melalui karya karitatif maupun
pemberdayaan bagi umat dan masyarakat. Kedua, sebagai bagian dari masyarakat,
Gereja juga terus mendorong dan terlibat dalam upaya-upaya yang dilakukan oleh
Pemerintah untuk mensejahterakan warganya. Program-program pemerintah seperti
pendidikan, pemberdayaan ekonomi masyarakat kecil serta kesehatan yang sedang
dan akan dikerjakan dan mengarah pada pilihan dan keberpihakan kepada orang
kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel perlu kita dukung. Program
Jaminan Sosial Nasional berupa BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan yang
sudah mulai diterapkan oleh Pemerintah perlu kita tanggapi secara positif dan
kita sikapi dengan cerdas, kritis, dan bertanggungjawab. Ketiga, saya
mengingatkan bahwa salah satu hal yang merusak kehidupan manusia adalah
penyalahgunaan narkoba dan zat-zat adiktif lainnya. Indonesia sudah berada
dalam darurat narkoba. Saya berharap agar keluarga sebagai Gereja terkecil
menjadi tempat pertama dan utama untuk mencegah penyalahgunaan narkoba yang
merusak kehidupan. Diharapkan keluarga menjadi rumah kasih, rumah penuh
kedamaian, tempat dimana setiap orang merasakan martabatnya sebagai manusia,
dihargai dan dijunjung tinggi. Kalau keluarga menjadi rumah kasih, saya yakin
setiap anggota keluarga tidak akan mencari kesenangan semu seperti menggunakan
narkoba dan zat-zat adiktif lainnya. Kita harus berani mengatakan Narkoba: No!
Life: Yes, Yes, Yesss!!!
Saudara-saudari yang terkasih
Pada kesempatan
ini, secara tulus saya mengucapkan terima kasih kepada ibu, bapak, anak-anak,
remaja, orang muda, para Romo, Bruder, Frater dan Suster yang dengan berbagai
macam cara sudah mewujudkan iman dalam perbuatan kasih sebagaimana
dicita-citakan dalam ARDAS KAS 2011-2015. Saya yakin bahwa perbuatan kasih
meski kecil dan sederhana sekalipun bila dilandasi kasih yang tulus akan
menjadi berkat bagi sesama. Jika perbuatan-perbuatan yang dilandasi kasih itu
berkembang dalam keluarga-keluarga Katolik, ini juga berarti memberi ruang bagi
tumbuhnya benih-benih panggilan hidup religius dan imamat, sebagai persembahan
dalam rangka mengisi Tahun Hidup Bhakti.
Dalam kasih
kegembalaan, saya berdoa bagi Anda yang sedang sakit, berkekurangan, menanggung
beban-beban kehidupan yang berat, yang difabel, berkebutuhan khusus serta
lanjut usia. Semoga Tuhan yang Mahakasih memberikan kekuatan dan penghiburan.
Semoga damai sejahtera dari Tuhan melimpah bagi Anda semua. Selamat memasuki
retret agung empat puluh hari dengan tekun dan setia. Tuhan akan senantiasa
melimpahkan berkat-Nya bagi keluarga dan komunitas Anda.
Semarang, 2 Februari 2015,
pada Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah.
Salam, doa dan Berkah Dalem,
† Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang